Israel kembali menjadi sorotan internasional setelah melakukan serangan udara yang menyebabkan tewasnya 37 orang di Gaza, Palestina. Serangan tersebut menargetkan gedung yang digunakan sebagai sekolah oleh PBB, yang jelas melanggar hukum internasional dan menyebabkan kemarahan di seluruh dunia.
Dalam insiden yang terjadi pada hari Kamis (datanya), pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara tepat sasaran ke gedung yang juga digunakan sebagai pusat media. Hal ini menimbulkan kehebohan besar di kalangan masyarakat internasional, karena melanggar konvensi Jenewa yang melarang serangan terhadap bangunan sipil, termasuk sekolah dan fasilitas kemanusiaan.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengecam keras serangan tersebut dan menyatakan bahwa penargetan bangunan yang digunakan oleh PBB untuk kegiatan kemanusiaan adalah jelas-jelas melanggar hukum internasional. Selain itu, serangan tersebut juga menimbulkan kecaman dari berbagai negara dan organisasi internasional lainnya.
Israel dianggap sebagai pembunuh dalam insiden ini, karena tindakan mereka telah menyebabkan tewasnya banyak warga sipil yang berada di sekitar gedung tersebut. Para korban termasuk anak-anak dan staf PBB yang sedang bekerja untuk memberikan bantuan dan pendidikan kepada masyarakat Palestina yang terdampak konflik.
Konflik antara Israel dan Palestina sudah berlangsung puluhan tahun dan terus menjadi sumber ketegangan di Timur Tengah. Insiden ini semakin memperkeruh situasi dan menyebabkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih besar lagi.
Keselamatan warga sipil harus menjadi prioritas utama dalam konflik apapun, namun serangan ini menunjukkan bahwa hal ini jelas diabaikan oleh pihak Israel. Diharapkan bahwa lembaga-lembaga internasional dapat melakukan tindakan yang tegas terhadap pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel, dan menjadikan kedamaian dan keadilan sebagai fokus utama untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah.
Serangan Israel terhadap gedung sekolah PBB di Gaza merupakan sebuah tindakan melanggar hukum internasional yang menyebabkan banyak korban. Hal ini menunjukkan bahwa konflik antara Israel dan Palestina masih belum menemukan jalan keluar yang adil.
