Mungkin anak anda pernah mengalami hal ini, yaitu anak tidak mau lagi pergi ke sekolah setelah lama tidak masuk kelas karena liburan panjang seperti saat ini yaitu libur lebaran. Saat liburan sekolah telah usai memang terkadang anak terkena holiday syndrome. Dampaknya anak malas dan enggan sekolah. Karena itu, lakukan perencanaan liburan secara matang yang telah disusun antara orang tua dan anak. Dengan demikian si kecil bisa memahami kapan harus liburan dan kapan harus kembali ke sekolah.
Liburan memang biasanya dijadikan momen refreshing untuk anak dari rutinitas belajar di sekolah. Kondisi anak yang enggan sekolah tergolong holiday syndrome, yaitu sindrom yang membuat anak sulit lepas dari liburan, bahkan enggan meninggalkan masa ini. Holiday syndrome atau vacation syndrome sebenarnya tidak hanya terjadi pada anak, tetapi juga bisa terjadi pada orang dewasa yang telah bekerja.
Penyebab adanya syndrome holiday karena orang tua tidak memiliki perencanaan yang baik untuk liburan buah hatinya. Padahal seharusnya sebelum masa liburan datang, orang tua sudah membuatkan perencanaan yang matang dan mengkomunikasikan kepada buah hati. Orang tua harus membiasakan melibatkan anak dalam merencanakan aktivitas anak karena pada prinsipnya anak sudah bisa diajak untuk berpikir dan dilatih bertanggung jawab.
Ketika orang tua menyusun sendirian program liburan tanpa melibatkan anak, tiba-tiba anak hanya sekadar menjalaninya. Ini yang kemudian membuat anak kurang mampu mengatur emosinya. Jika rencana liburan diberikan kepada anak secara mendadak, tentu anak akan menyambutnya gembira, namun akan kurang mampu mengatur emosinya sehingga membuat mereka terlena.
Pada saat liburan itu, orang tua harus tetap mengingatkan kepada anak, ini liburan sudah hari ke berapa. Kemudian jika ada tugas dari sekolah saat liburan, anak juga didampingi untuk mengerjakannya. Kebiasaan orang tua hanya menyuruh anak belajar tanpa melakukan pendampingan akibatnya anak pun enggan untuk melakukannya.
Jika saat liburan telah usai namun anak merasa belum puas dengan liburannya dan ngotot untuk menambah masa liburan, maka orang tua dapat memberinya iming-iming hadiah. Misalnya di liburan mendatang anak yang disuruh memilih lokasi liburan dan sebagainya. Tetapi orang tua harus menepati janjinya itu agar anak tidak enggan sekolah setelah masa liburan usai.
Anak-anak memang paling suka jika sudah dijanjikan dibelikan mainan atau hadiah, itu adalah cara merayu anak yang paling berhasil sampai saat ini agar anak mau lagi pergi ke sekolah setelah libur panjang berakhir. Semoga Bermanfaat!